PERSIAPANKU MENJADI GURU PERINTIS DI KABUPATEN PUNCAK PAPUA
OLEH : SIGIT NURROKHMAN
Selama ini saya pribadi belum
pernah yang namanya bepergian ke luar Pulau jawa, setelah mendengar ada
informasi guru perintis saya coba ikut dan akhirnya dari tahap seleksi
administratif dan tes baik microteaching dan wawancara akhirnya saya dinyatakan
lolos sebagai Guru Perintis oleh Pokja Papua Fisipol UGM. Pada saat itu saya
merasa senang dan bangga atas setiap sesi yang saya ikuti akhirnya lolos ,
namun setelah mendekati persiapan pemberangkatan, barulah terasa hati dan
pikiran berkecamuk , pusing , galau bahasa keren anak muda sekarang menyeruak
di hati ini.
Dilema hati yang terus menerus
sampai acara PDT sudah di mulai di Jogja, betul-betul pikiran ini kacau ,stres memuncak,
kepala pusing , leher kaku dan sebagainya.... Apalagi merasakan keluarga yang
saya tinggalkan Anak dan Istri tercinta, betul membuat agenda kegiatan PDT hari
pertama saya tidak bisa sama sekali menikmatinya. Otak ini terasa beku darah
seperti tidak mengalir dalam kepala saya..,kondisi Psikologis betul-betul Droop
tingkat tinggi. Alhamdulillah banyak teman-teman yang sama dari berbagai
penjuru Indonesia yang sama sebagai Guru Perintis memberikan Support yang tidak
ada habisnya kepada saya pribadi. Sehingga ketenangan hati ini mulai muncul
walau hanya sedikit demi sedikit.
Dengan berjalannya waktu pada
pelaksanaan PDT mulai kekhawatiran yang ada pada diri berangsur-angsur
berkurang dan terus berkurang. Makan sudah mulai bisa merasakan nikmat serta
mulai pergaulan dengan sesama Guru Perintis yang satu asrama mulai cair dan
saling mengenal sehingga pikiran kalut, kacau dan sebagainya mulai hilang dalam
benak hati dan otak ini. Pada hari PDT yang kedua mulailah ada agenda sesi dari
Dinas pendidikan kabupaten Puncak, beliau mempresentasikan keadaan sebenarnya
di Kabupaten puncak yang belum lama ini ada tragedi berdarah yaitu Kerusuhan atau
perang antar suku yang terjadi di Kabupaten Puncak , sungguh sangat ironi ,
yang pada awalnya adalah pesta rakyat dalam berdemokrasi dalam ajang PILKADA
Kab.Puncak yang pertama. Pesta yang seharusnya merupakan acara yang menyenangkan
karena rakyat di beri kuasa penuh untuk memilih pemimpin di daerahnya sendiri,
namun di cemari dengan pertikaian dan Perang antar suku sehingga semua
fasilitas pemerinta seperti gedung dan fasilitas pendidikan hancur lebur di
rusak oleh warganya sendiri, untuk apa...??? hanya untuk Tameng dalam melakukan
perang antar suku, seperti atap seng, lemari, pintu , dinding sampai pada papan
tulis di ambil hanya untuk tameng dalam berperang. Ada cerita lucu di balik
peperangan yang terjadi pada saat itu, ada sebagian warga yang mengambil Papan
Pengumuman yang ada tulisannya”Harap Tenang Ada Tes/Ujian” , tapi papan
tersebut yang tulisan seperti di depan belum terhapus tapi di ambil oleh warga
sebagai tameng pada saat terjadi konflik perang tersebut. Nah inilah yang
menjadi Ironi bagi pemerintah dan Praktisi pendidikan yang ada di Kabupaten
Puncak. Pemerintah yang sebenarnya sudah berusaha semaksimal mungkin
menyediakan fasilitas untuk masyarakat kabupaten Puncak dengan anggaran yang
tidak sedikit dan waktu yang lama, namun dalam sekejap hancur oleh
tangan-tangan warganya yang tidak atau belum paham makna dari fasilitas yang sudah di bangun oleh pemerintah
setempat.
Akhirnya Pendidikan di kabupaten
Puncak semakin terpuruk, oleh tangan mereka sendiri. Untuk itu Agenda awal dari
Saya mengikuti Guru Perintis setelah sampai di lokasi adalah membentuk
Organisasi dan kepengurusan yang jelas antar sesama Guru Perintis agar
koordinasi di lapangan baik dengan Panitia Pokja UGM yang merekruet Guru
Perintis, Pemerintahan daerah serta semua Pegiat yang ikutserta bersama sama
ngin memajukan Papua dengan tulus Ikhlas. Dan selanjutnya melakukan Observasi
secara menyeluruh apa sebenarnya pokok permasalahan yang ada di Kabupaten
Puncak , kita ambil sampel paling tidak satu distrik yaitu Ilaga. Setelah Itu
kita rumuskan bagaimana cara mengatasi permasalahan yang ada , sambil di
komunikasikan dengan Dinas dan pemerintahan terkait, dan ingat setiap suatu
daerah paling tidak sudah mempunyai Renstra baik jangka pendek menengah dan
jangka panjang, kita sinergikan dengan Program pemerintahan dan dinas terkait
yang ada di Kabupaten puncak. Barulah kita membuat kesimpulan dan mulailah
Action untuk berkembangnya dunia pendidikan di Kabupaten Puncak. Mungkin ini
agenda saya secara pribadi pasti banyak sekali kekurangan, untuk itu saya
pribadi mohon maaf atas keterbatasan perencanaan yang akan kami buat pada saat
awal-awal Guru Perintis sampai di tanah tercinta bumi Papua Negara Indonesia
yang kita cintai ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar