Guru Perintis

Guru Perintis

Jumat, 07 Februari 2014

PERSIAPANKU MENJADI GURU PERINTIS DI KABUPATEN PUNCAK PAPUA



PERSIAPANKU MENJADI GURU PERINTIS DI KABUPATEN PUNCAK PAPUA
OLEH : SIGIT NURROKHMAN

Selama ini saya pribadi belum pernah yang namanya bepergian ke luar Pulau jawa, setelah mendengar ada informasi guru perintis saya coba ikut dan akhirnya dari tahap seleksi administratif dan tes baik microteaching dan wawancara akhirnya saya dinyatakan lolos sebagai Guru Perintis oleh Pokja Papua Fisipol UGM. Pada saat itu saya merasa senang dan bangga atas setiap sesi yang saya ikuti akhirnya lolos , namun setelah mendekati persiapan pemberangkatan, barulah terasa hati dan pikiran berkecamuk , pusing , galau bahasa keren anak muda sekarang menyeruak di hati ini.
Dilema hati yang terus menerus sampai acara PDT sudah di mulai di Jogja, betul-betul pikiran ini kacau ,stres memuncak, kepala pusing , leher kaku dan sebagainya.... Apalagi merasakan keluarga yang saya tinggalkan Anak dan Istri tercinta, betul membuat agenda kegiatan PDT hari pertama saya tidak bisa sama sekali menikmatinya. Otak ini terasa beku darah seperti tidak mengalir dalam kepala saya..,kondisi Psikologis betul-betul Droop tingkat tinggi. Alhamdulillah banyak teman-teman yang sama dari berbagai penjuru Indonesia yang sama sebagai Guru Perintis memberikan Support yang tidak ada habisnya kepada saya pribadi. Sehingga ketenangan hati ini mulai muncul walau hanya sedikit demi sedikit.
Dengan berjalannya waktu pada pelaksanaan PDT mulai kekhawatiran yang ada pada diri berangsur-angsur berkurang dan terus berkurang. Makan sudah mulai bisa merasakan nikmat serta mulai pergaulan dengan sesama Guru Perintis yang satu asrama mulai cair dan saling mengenal sehingga pikiran kalut, kacau dan sebagainya mulai hilang dalam benak hati dan otak ini. Pada hari PDT yang kedua mulailah ada agenda sesi dari Dinas pendidikan kabupaten Puncak, beliau mempresentasikan keadaan sebenarnya di Kabupaten puncak yang belum lama ini ada tragedi berdarah yaitu Kerusuhan atau perang antar suku yang terjadi di Kabupaten Puncak , sungguh sangat ironi , yang pada awalnya adalah pesta rakyat dalam berdemokrasi dalam ajang PILKADA Kab.Puncak yang pertama. Pesta yang seharusnya merupakan acara yang menyenangkan karena rakyat di beri kuasa penuh untuk memilih pemimpin di daerahnya sendiri, namun di cemari dengan pertikaian dan Perang antar suku sehingga semua fasilitas pemerinta seperti gedung dan fasilitas pendidikan hancur lebur di rusak oleh warganya sendiri, untuk apa...??? hanya untuk Tameng dalam melakukan perang antar suku, seperti atap seng, lemari, pintu , dinding sampai pada papan tulis di ambil hanya untuk tameng dalam berperang. Ada cerita lucu di balik peperangan yang terjadi pada saat itu, ada sebagian warga yang mengambil Papan Pengumuman yang ada tulisannya”Harap Tenang Ada Tes/Ujian” , tapi papan tersebut yang tulisan seperti di depan belum terhapus tapi di ambil oleh warga sebagai tameng pada saat terjadi konflik perang tersebut. Nah inilah yang menjadi Ironi bagi pemerintah dan Praktisi pendidikan yang ada di Kabupaten Puncak. Pemerintah yang sebenarnya sudah berusaha semaksimal mungkin menyediakan fasilitas untuk masyarakat kabupaten Puncak dengan anggaran yang tidak sedikit dan waktu yang lama, namun dalam sekejap hancur oleh tangan-tangan warganya yang tidak atau belum paham makna dari  fasilitas yang sudah di bangun oleh pemerintah setempat.
Akhirnya Pendidikan di kabupaten Puncak semakin terpuruk, oleh tangan mereka sendiri. Untuk itu Agenda awal dari Saya mengikuti Guru Perintis setelah sampai di lokasi adalah membentuk Organisasi dan kepengurusan yang jelas antar sesama Guru Perintis agar koordinasi di lapangan baik dengan Panitia Pokja UGM yang merekruet Guru Perintis, Pemerintahan daerah serta semua Pegiat yang ikutserta bersama sama ngin memajukan Papua dengan tulus Ikhlas. Dan selanjutnya melakukan Observasi secara menyeluruh apa sebenarnya pokok permasalahan yang ada di Kabupaten Puncak , kita ambil sampel paling tidak satu distrik yaitu Ilaga. Setelah Itu kita rumuskan bagaimana cara mengatasi permasalahan yang ada , sambil di komunikasikan dengan Dinas dan pemerintahan terkait, dan ingat setiap suatu daerah paling tidak sudah mempunyai Renstra baik jangka pendek menengah dan jangka panjang, kita sinergikan dengan Program pemerintahan dan dinas terkait yang ada di Kabupaten puncak. Barulah kita membuat kesimpulan dan mulailah Action untuk berkembangnya dunia pendidikan di Kabupaten Puncak. Mungkin ini agenda saya secara pribadi pasti banyak sekali kekurangan, untuk itu saya pribadi mohon maaf atas keterbatasan perencanaan yang akan kami buat pada saat awal-awal Guru Perintis sampai di tanah tercinta bumi Papua Negara Indonesia yang kita cintai ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar