Guru Perintis

Guru Perintis

Minggu, 16 Februari 2014

“PERJALANAN KE SINAK”


“PERJALANAN KE SINAK”
OLEH : SIGIT NURROKHMAN

                Hari dan Tanggal Kamis,  7 Nopember 2013, kita sudah siap untuk di berangkatkan menuju Sinak, kami ber- sembilan Guru Perintis yaitu : Sigit Nurrokhman, Amirrudin, Hasrul, Anton Harison Sihotang, Lukas Liko Mitten, Mussalif, Iftitah, M. Syaiful Anwar, dan M.A. Yusuf Ali Azhari. Pagi itu jemputan sudah datang kita di jemput menggunakan 2 mobil menuju Bandara tertinggi di Indonesia  yaitu Bandara Ilaga Kabupaten Puncak.Sesampainya di Bandara kita biasa standbye menunggu Pesawat datang untuk mengantarkan kita ke Distrik Sinak kita tunggu sampai lama ternyata hari kamis tidak ada penerbangan menuju Sinak karena semua pesawat di sewa oleh ajudan bupati untuk keperluan Kunjungan Bupati ke Distrik-distrik yaitu Distrik Beoga karena hari ini ada kunjungan ke tempat tersebut,  akhirnya kita naikan lagi barang-barang yang kita bawa kedalam mobil hari ini tidak jadi berangkat menuju Sinak dan kembali ke Basecamp Ilaga.
            Hari dan tanggal Jum’at, 8 Nopember 2013 kita mulai pagi sudah persiapan lagi semoga hari ini ada penerbangan menuju Distrik Sinak karena Agenda Bupati untuk hari ini berada di Sinak. Dan betul  syukur alhamdulillah ada penerbangan ke Sinak, kami bersembilan di bagi menjadi dua penerbangan, yang pertama saya sendiri, Anwar, Lukas, Yusuf, dan Hasrul di tambah penduduk setempat dua beliau memperkenalkan diri katanya seorang Guru SD dan anaknya yang kisaran masih SD juga , serta dua dokter  dr. Vina dan drg. Mila yang sama-sama di tempatkan di distrik Sinak. Penerbangan yang ke dua Amir, Alif, Tita dan Anton. Akhirnya berangkat juga kita dalam penerbangan kelompok  pertama, menyusuri gunung-gungung yang menjulang tinggi dan panorama lembah yang sangat cantik serta jalan-jalan yang ada di pegunungan dan sungai-sungai yang mengular, begitu exsoticnya tanah Papua banya sekali yang masih belum terjamah oleh tangan-tangan Manusia yang merusak alam secara membabi buta.
Selama 20 menit kita terbang dan akhirnya sudah terlihat Kota Sinak yang di lihat dari udara begitu kecil, mulailah terlihat bandara Sinak yang sangat sederhana  yang di tutupi Bukit Kecil maka pesawat harus agak berkelok untuk menyesuaikan  arah dan tepat pada landasan pesawat . Alhamdulillah akhirnya selamat kita telah sampai di Bandara Sinak, mulailah kaki kita memijak tanah Sinak yang rencananya 2 tahun kedepan akan di mekarkan menjadi Kabupaten Sinak terlepas dari Kabupaten Puncak. Kita telah disambut oleh siswa-siswi SMP dan SMA Sinak yang begitu antusias menyambut kita para Guru Perintis dengan nyanyian selamat datang menggunakan bahasa Suku Dhani( di Sinak hanya di diami Suku Dhani saja) serta dari Dinas P dan P Distrik Sinak dan tidak lupa juga Para personil Raider dari TNI AD yang menjaga bandara Sinak tersebut. Kita di persilahkan untuk duduk-duduk di honay dan di jamu Kopi susu oleh anggota Raider TNI AD sambil menunggu  teman-teman Guru Perintis yang ikut penerbangan kedua. Kisaran satu jam barulah rombongan kedua sampai di sinak, anak-anak SMP dan SMA yang sudah lama menunggu mulai berebut ingin membawakan barang-barang yang di bawa oleh Rombongan Guru Perintis. Sambil bernyanyi  dengan nyanyian khas mereka(kami Punya Videonya) mereka menyalami kita dan membawakan barang-barang kita dari Koper sampai Ember pokoknya di bawakan semua oleh mereka kecuali tas punggung yang sudah kita bawa, kadang kalau ada yang merasa berat mereka pun siap membawakannya.
 Inilah budaya mereka yang sungguh mengharukan di hati ini, tradisi yang perlu di contoh oleh Siswa-siswa di kota seperti di Jawa, bagaimana mereka menghormati tamu yang datang khusunya Guru( Budaya Menghormati Guru yang masih melekat pada diri dan tradisi setempat) sungguh-sungguh baru saya rasakan di Papua ini dan harus terus dilestarikan. Tidak seperti di Kota-kota Besar tradisi ini sudah luntur atau pudar, Guru hanya di Sekolah setelah selesai/di luar Sekolah mereka sama sekali hormat pada Guru sudah tidak ada, kadang ketemu di jalan saja tidak mau menyapanya, malah kadang ada yang berani mengancam seorang Guru sungguh ironi.



                      Gambar. Kebersahajaan Para Murid menyambut para Guru Perintis        
Budaya penghormatan kepada Guru
  
                 Akhirnya sampai juga berjalan kaki sejauh 3 km dari bandara menuju Kota distrik Sinak, kita langsung menuju acara Pertemuan Bupati dengan Masyarakat 3 distrik yaitu Distrik Sinak, Pogoma dan Agandugume yang di tempatkan di Distrik Sinak. Disambut masyarakat dan Bupati sungguh membanggakan bagi kami para Guru Perintis, serta di perkenalkan oleh Bupati kepada masyarakat yang datang pada acara tersebut. Biasanya kunjungan para pejabat tidak lupa mengadakan acara bakar batu dan kami melihat-lihat acara bakar batu yang sedang berlangsung di belakang rumah kepala Distrik , sungguh ramai sekali banyak masyarakat yang berkumpul di acara bakar batu ini. Sore menjelang malam pertama di Sinak pun tiba ,barang-barang kita ternyata di kumpulkan di Kios yang sudah lama tidak dipakai, kayunya lapuk, banyak tikus dan yang paling Extrim tidak ada penerangan dan WC serta kamar mandi... aih....sungguh ironi sekali. Akhirnya malam pertama kita tidur nebeng di Polsek Sinak bersama bupati dan malamnya kita berdiskusi dengan bupati dan wakil bupati yang juga bermalam di Polsek sinak, selanjutnya kita sampaikan kebupati keluh kesah kita baik itu masalah tempat/rumah yang akan kita tinggali sudah tidak layak huni serta bama kita yang sangat minim. Masalah bama memang sudah di suruh sama pak Kaswadi dan pak Agus(beliau berdua Pejabat Dinas Pendidikan Kab. Puncak) ,setelah sampai di sinak ketemu dengan bupati sampaikan bahwa bama sangat minim yang kita bawa. Dan Bupati pada malam itu juga merespon keluhan kita, kita di suruh mencatat berbagai kebutuhan kita dari A sampai Z ,nanti diserahkan ke Bupati pagi-pagi sebelum bupati dan rombongan meninggalkan sinak. Dan akhirnya langsung di respon paginya oleh beliau, kami mendapatkan rumah dinas kecamatan yang masih baru untuk kita tempati ,Cuma kuncinya tidak ada di bawa oleh tukang yang membangun dan akhirnya kita menunggusampai sehari lagi dan kita makan, tidur masih di Polsek. Banyak kejadian setelah Bupati dan rombongan meninggalkan sinak. Kita mendengar serentetan bunyi senjata karena di ketahui ada salah satu ibu ada yang membawa senjata di nokennya inilah pertama kali kita di buat tegang dengan keadaan yang rawan di sinak tentang keamanan...,semoga kita kuat menghadapi cobaan-cobaan ini. Dan hari ketiga kita sudah menempati rumah dinas yang baru namun belum ada penerangan sama sekali , 7 malam kita hanya mengandalkan lampu lilin untuk menerangi aktivitas kita di malam hari. Belum lagi tidak ada dapur terpaksa kita membuat dapur darurat sebelum kita membuat dapur permanen. Penampungan air juga tidak mencukupi karena kita hanya mengandalkan air hujan terpaksa selama satu minggu lebih, baik Mandi, Cuci dan Kakus kita masih minta bantuan di Polsek.... sumber air Jauuuuuuuuh.......!!!!. Mulailah hari senin, 11 Nopember 2013 kita memulai aktivitas perdana kita mengajar ada yang di TK, SD,SMP dan SMA....sesuai dengan SK kita di tempatkan .... Minggu pertama kita Observasi sambil menjalankan tugas mengajar... kita mengikuti Alur yang sudah ada , berangkat jam 7.30 selesai kisaran jam 12.00 WIT. Namun dengan berjalannya waktu karena sinak merupakan daerah yang rawan keamanan, banyak dan sering kita mendapakan info tentang gerakan-gerakan dari OPM yang sudah mendekat di daerah Sinak dan akhirnya kita di peringatkan untuk tidak masuk mengajar terlebih dahulu  jaga-jaga keamanan diri inilah ketegangan demi ketegangan yang ada di daerah Sinak. Setelah situasi dianggap aman baru aktivitas mengajar dilanjutkan kembali.
                Minggu kedua mulai selain aktivitas mengajar kita juga berbenah untuk membuat daftar hadir siswa, pembuatan jadwal mengajar yang baru sampai pada aktivitas siswa di luar sekolah , alhamdulillah kegiatan les untuk TK, SD, SMP serta SMA berlangsung sampai sekarang.
 



   Gb.Taman Baca di teras rumah,dan aktivitas Bimbingan Belajar siswa di luar Sekolah           
Taman Bacaan di teras rumah
Sigit Nurrokhman
SMP dan SMA sinak satu Kompleks
Yusuf Ali Azhari
Amirrudin dan Iftitah
Anton dan Anwar

3 komentar:

  1. Pengorbanan yang luar biasa. jauh-jauh dari jogja demi mengajar di daerah distrik pedalaman Papua. Kami dari BPS Kab Puncak salut dengan teman-teman guru perintis.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih kami ucapkan dari GP untuk semua yang telah ikut berpartisipasi demi kelancaran tugas mulia ini dan terimakasih kepada BPS Puncak yang sudah mengunjungi blog kami .......

      Hapus
  2. saya dan tim lagi menyiapkan desain sekolah ungulan berpola arama di Distrik Sinak.
    bagi guru perintis yang bisa mandi pagi-pagi di distrik sinak saya acungkan jempol. hehehehehe.
    dingin amat coy...... ngak perlu kulkas dan ac.
    sakitnya kalau pas mau pulang dan harus mendaki 3 km ke bandara. ngos-ngosan pastinya. hehehehe. salut buat kalian. sayang ngak ketemu pas survey disana. padahal banyak yang bisa kita share bersama.

    BalasHapus