“PERJALANAN KE SINAK”
OLEH : SIGIT NURROKHMAN
Hari dan Tanggal
Kamis, 7 Nopember 2013, kita sudah siap
untuk di berangkatkan menuju Sinak, kami ber- sembilan Guru Perintis yaitu :
Sigit Nurrokhman, Amirrudin, Hasrul, Anton Harison Sihotang, Lukas Liko Mitten,
Mussalif, Iftitah, M. Syaiful Anwar, dan M.A. Yusuf Ali Azhari. Pagi itu
jemputan sudah datang kita di jemput menggunakan 2 mobil menuju Bandara
tertinggi di Indonesia yaitu Bandara
Ilaga Kabupaten Puncak.Sesampainya di Bandara kita biasa standbye menunggu
Pesawat datang untuk mengantarkan kita ke Distrik Sinak kita tunggu sampai lama
ternyata hari kamis tidak ada penerbangan menuju Sinak karena semua pesawat di
sewa oleh ajudan bupati untuk keperluan Kunjungan Bupati ke Distrik-distrik
yaitu Distrik Beoga karena hari ini ada kunjungan ke tempat tersebut, akhirnya kita naikan lagi barang-barang yang
kita bawa kedalam mobil hari ini tidak jadi berangkat menuju Sinak dan kembali
ke Basecamp Ilaga.
Hari dan tanggal Jum’at, 8 Nopember
2013 kita mulai pagi sudah persiapan lagi semoga hari ini ada penerbangan
menuju Distrik Sinak karena Agenda Bupati untuk hari ini berada di Sinak. Dan
betul syukur alhamdulillah ada
penerbangan ke Sinak, kami bersembilan di bagi menjadi dua penerbangan, yang
pertama saya sendiri, Anwar, Lukas, Yusuf, dan Hasrul di tambah penduduk
setempat dua beliau memperkenalkan diri katanya seorang Guru SD dan anaknya
yang kisaran masih SD juga , serta dua dokter
dr. Vina dan drg. Mila yang sama-sama di tempatkan di distrik Sinak.
Penerbangan yang ke dua Amir, Alif, Tita dan Anton. Akhirnya berangkat juga
kita dalam penerbangan kelompok pertama,
menyusuri gunung-gungung yang menjulang tinggi dan panorama lembah yang sangat
cantik serta jalan-jalan yang ada di pegunungan dan sungai-sungai yang
mengular, begitu exsoticnya tanah Papua banya sekali yang masih belum terjamah
oleh tangan-tangan Manusia yang merusak alam secara membabi buta.
Selama 20 menit kita terbang dan akhirnya sudah terlihat Kota
Sinak yang di lihat dari udara begitu kecil, mulailah terlihat bandara Sinak
yang sangat sederhana yang di tutupi
Bukit Kecil maka pesawat harus agak berkelok untuk menyesuaikan arah dan tepat pada landasan pesawat .
Alhamdulillah akhirnya selamat kita telah sampai di Bandara Sinak, mulailah
kaki kita memijak tanah Sinak yang rencananya 2 tahun kedepan akan di mekarkan
menjadi Kabupaten Sinak terlepas dari Kabupaten Puncak. Kita telah disambut
oleh siswa-siswi SMP dan SMA Sinak yang begitu antusias menyambut kita para
Guru Perintis dengan nyanyian selamat datang menggunakan bahasa Suku Dhani( di
Sinak hanya di diami Suku Dhani saja) serta dari Dinas P dan P Distrik Sinak
dan tidak lupa juga Para personil Raider dari TNI AD yang menjaga bandara Sinak
tersebut. Kita di persilahkan untuk duduk-duduk di honay dan di jamu Kopi susu
oleh anggota Raider TNI AD sambil menunggu
teman-teman Guru Perintis yang ikut penerbangan kedua. Kisaran satu jam
barulah rombongan kedua sampai di sinak, anak-anak SMP dan SMA yang sudah lama
menunggu mulai berebut ingin membawakan barang-barang yang di bawa oleh
Rombongan Guru Perintis. Sambil bernyanyi
dengan nyanyian khas mereka(kami Punya Videonya) mereka menyalami kita
dan membawakan barang-barang kita dari Koper sampai Ember pokoknya di bawakan
semua oleh mereka kecuali tas punggung yang sudah kita bawa, kadang kalau ada
yang merasa berat mereka pun siap membawakannya.
Inilah budaya mereka
yang sungguh mengharukan di hati ini, tradisi yang perlu di contoh oleh
Siswa-siswa di kota seperti di Jawa, bagaimana mereka menghormati tamu yang
datang khusunya Guru( Budaya Menghormati Guru yang masih melekat pada diri dan
tradisi setempat) sungguh-sungguh baru saya rasakan di Papua ini dan harus
terus dilestarikan. Tidak seperti di Kota-kota Besar tradisi ini sudah luntur
atau pudar, Guru hanya di Sekolah setelah selesai/di luar Sekolah mereka sama
sekali hormat pada Guru sudah tidak ada, kadang ketemu di jalan saja tidak mau
menyapanya, malah kadang ada yang berani mengancam seorang Guru sungguh ironi.
Gambar. Kebersahajaan Para Murid menyambut para Guru Perintis
Budaya penghormatan kepada Guru |
Akhirnya sampai juga berjalan kaki sejauh 3 km
dari bandara menuju Kota distrik Sinak, kita langsung menuju acara Pertemuan
Bupati dengan Masyarakat 3 distrik yaitu Distrik Sinak, Pogoma dan Agandugume
yang di tempatkan di Distrik Sinak. Disambut masyarakat dan Bupati sungguh
membanggakan bagi kami para Guru Perintis, serta di perkenalkan oleh Bupati
kepada masyarakat yang datang pada acara tersebut. Biasanya kunjungan para
pejabat tidak lupa mengadakan acara bakar batu dan kami melihat-lihat acara
bakar batu yang sedang berlangsung di belakang rumah kepala Distrik , sungguh
ramai sekali banyak masyarakat yang berkumpul di acara bakar batu ini. Sore
menjelang malam pertama di Sinak pun tiba ,barang-barang kita ternyata di
kumpulkan di Kios yang sudah lama tidak dipakai, kayunya lapuk, banyak tikus
dan yang paling Extrim tidak ada penerangan dan WC serta kamar mandi... aih....sungguh
ironi sekali. Akhirnya malam pertama kita tidur nebeng di Polsek Sinak bersama
bupati dan malamnya kita berdiskusi dengan bupati dan wakil bupati yang juga
bermalam di Polsek sinak, selanjutnya kita sampaikan kebupati keluh kesah kita
baik itu masalah tempat/rumah yang akan kita tinggali sudah tidak layak huni
serta bama kita yang sangat minim. Masalah bama memang sudah di suruh sama pak
Kaswadi dan pak Agus(beliau berdua Pejabat Dinas Pendidikan Kab. Puncak)
,setelah sampai di sinak ketemu dengan bupati sampaikan bahwa bama sangat minim
yang kita bawa. Dan Bupati pada malam itu juga merespon keluhan kita, kita di
suruh mencatat berbagai kebutuhan kita dari A sampai Z ,nanti diserahkan ke
Bupati pagi-pagi sebelum bupati dan rombongan meninggalkan sinak. Dan akhirnya
langsung di respon paginya oleh beliau, kami mendapatkan rumah dinas kecamatan
yang masih baru untuk kita tempati ,Cuma kuncinya tidak ada di bawa oleh tukang
yang membangun dan akhirnya kita menunggusampai sehari lagi dan kita makan,
tidur masih di Polsek. Banyak kejadian setelah Bupati dan rombongan
meninggalkan sinak. Kita mendengar serentetan bunyi senjata karena di ketahui
ada salah satu ibu ada yang membawa senjata di nokennya inilah pertama kali
kita di buat tegang dengan keadaan yang rawan di sinak tentang
keamanan...,semoga kita kuat menghadapi cobaan-cobaan ini. Dan hari ketiga kita
sudah menempati rumah dinas yang baru namun belum ada penerangan sama sekali ,
7 malam kita hanya mengandalkan lampu lilin untuk menerangi aktivitas kita di
malam hari. Belum lagi tidak ada dapur terpaksa kita membuat dapur darurat
sebelum kita membuat dapur permanen. Penampungan air juga tidak mencukupi
karena kita hanya mengandalkan air hujan terpaksa selama satu minggu lebih,
baik Mandi, Cuci dan Kakus kita masih minta bantuan di Polsek.... sumber air
Jauuuuuuuuh.......!!!!. Mulailah hari senin, 11 Nopember 2013 kita memulai
aktivitas perdana kita mengajar ada yang di TK, SD,SMP dan SMA....sesuai dengan
SK kita di tempatkan .... Minggu pertama kita Observasi sambil menjalankan
tugas mengajar... kita mengikuti Alur yang sudah ada , berangkat jam 7.30
selesai kisaran jam 12.00 WIT. Namun dengan berjalannya waktu karena sinak
merupakan daerah yang rawan keamanan, banyak dan sering kita mendapakan info
tentang gerakan-gerakan dari OPM yang sudah mendekat di daerah Sinak dan
akhirnya kita di peringatkan untuk tidak masuk mengajar terlebih dahulu jaga-jaga keamanan diri inilah ketegangan
demi ketegangan yang ada di daerah Sinak. Setelah situasi dianggap aman baru
aktivitas mengajar dilanjutkan kembali.
Minggu
kedua mulai selain aktivitas mengajar kita juga berbenah untuk membuat daftar
hadir siswa, pembuatan jadwal mengajar yang baru sampai pada aktivitas siswa di
luar sekolah , alhamdulillah kegiatan les untuk TK, SD, SMP serta SMA
berlangsung sampai sekarang.
Gb.Taman Baca di teras rumah,dan aktivitas Bimbingan Belajar siswa di luar Sekolah
Taman Bacaan di teras rumah |
Sigit Nurrokhman |
SMP dan SMA sinak satu Kompleks |
Yusuf Ali Azhari |
Amirrudin dan Iftitah
|
Anton dan Anwar |
Pengorbanan yang luar biasa. jauh-jauh dari jogja demi mengajar di daerah distrik pedalaman Papua. Kami dari BPS Kab Puncak salut dengan teman-teman guru perintis.
BalasHapusTerimakasih kami ucapkan dari GP untuk semua yang telah ikut berpartisipasi demi kelancaran tugas mulia ini dan terimakasih kepada BPS Puncak yang sudah mengunjungi blog kami .......
Hapussaya dan tim lagi menyiapkan desain sekolah ungulan berpola arama di Distrik Sinak.
BalasHapusbagi guru perintis yang bisa mandi pagi-pagi di distrik sinak saya acungkan jempol. hehehehehe.
dingin amat coy...... ngak perlu kulkas dan ac.
sakitnya kalau pas mau pulang dan harus mendaki 3 km ke bandara. ngos-ngosan pastinya. hehehehe. salut buat kalian. sayang ngak ketemu pas survey disana. padahal banyak yang bisa kita share bersama.